Jumat, 07 Juni 2019

Sarjana di Negriku Indonesia




Sarjana
Kira – kira apa yang teman – teman pikirkan ketika mendengar kata sarjana ?
Mungkin, yang akan terlintas adalah orang yang sudah mengenyam pendidikan di sebuah perguruan tinggi? Atau, sebuah gelar yang diimpikan teman – teman untuk mencari sebuah pekerjaan ?

Setiap orang punya persepsinya masing – masing . tapi siapa sangka kalo menjadi seorang sarjana itu tidak semudah yang pernah terlintas di benak kita loh...

Selama seorang yang disebut “ SARJANA” belum lulus, mereka mendapatkan predikat sebagai “MAHASISWA”, yang dimana mahasiswa mempunya tugas dan peran fungsi yang sangat amat mulia untuk perubahan di negri ini, untuk pengertian lebih lanjut, bisa klik langsung linknya disini ya https://hms82.blogspot.com/2019/06/mahasiswa-dan-tri-dharma-perguruan.html .
Dengan begitu seorang sarjana di harapkan dapat mengamalkan ilmu yang telah di dapatkan selama menjadi mahasiswa, khususnya ketika mereka di perkenalkan “ tri dharma perguruan tinggi “ yaitu (pendidikan, penelitian, dan pengabdian). Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga hal yang harus dimiliki atau harus ada di sebuah perguruan tinggi saat aktivitas akademik berlangsung. Dan tiga hal tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkesinambungan oleh seluruh civitas akademika di antaranya dosen dan mahasiswa.

Akan tetapi apakah kesarjanaan yang diperoleh memenuhi target kualitas? Mustahil bertanya demikian. Target 'sekedar sarjana' tanpa wawasan pendidikan yang memadai, hanya akan menjadi beban tambahan.
Yang disesalkan, tentunya hal ini tidak secara sistematis diawasi pemerintah. Perguruan tinggi swasta sekedar menangkap 'peluang bisnis menggiurkan'. Jumlah mahasiswa yang begitu banyak lebih dilihat sebagai 'keuntungan' tanpa peduli apakah hal itu efektif atau tidak.

Padahal sarjana yang berasal dari kata 'sajjana', yang artinya berwatak baik, arif dan terhormat, mestinya mengarah kepada kualitas diri. Ia sama sekali tidak ada kaitan dengan julukan eksternal sekedar memenuhi kriteria akademik di universitas, tetapi jauh dari kualitas diri yang diharapkan.

Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama merilis kondisi ketenagakerjaan Indonesia per Februari 2019. Data menunjukkan angka pengangguran turun menjadi 5,01 persen atau berkurang 50 ribu orang selama satu tahun terakhir. Tingkat penggangguran terbuka (TPT) per Februari 2019 berjumlah 6,82 juta orang. “Ada tren penurunan tingkat pengangguran terbuka sejak Februari 2016,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (6/5).

Tapi dilihat dari tingkat pendidikannya lulusan diploma dan universitas makin banyak yang tidak bekerja. Ada sejumlah faktor yang dinilai menyebabkan peningkatan pengangguran terdidik tersebut. Salah satunya, pendidikan rendah cenderung lebih menerima pekerjaan apa pun. Ini berbeda dengan mereka yang pendidikannya lebih tinggi.

Dulu ketika gelar sarjana masih menjadi pilihan dan syarat untuk diterima kerja, Pendidikan dinilai sangat tinggi, dan berdasarkan Pendidikan kandidat pencari kerja dibedakan. Tetapi sekarang, semua itu sudah tidak terlalu dilihat oleh perusahaan. Pendidikan lebih mudah dicari dan ditempuh, dari belajar dan mendapat gelar sarjana secara online, sampai universitas di luar negeri yang membuka kampus capang di seluruh Asia, Sarjana menjadi sesuatu yang normal dan bukan pengecualian lagi.

Berbagai  penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan masih mengharapkan pelamar kerja mempunyai Gelar Sarjana, walaupun Gelar itu tidak membawa banyak perbedaan yang signifikan bagi mereka.
Sebagai gantinya memberikan akal sebagai keterampilan yang jauh lebih berharga “Ketika Anda melihat orang-orang yang tidak pergi ke sekolah dan sukses, itu adalah manusia luar biasa. Dan kita harus melakukan semua yang bisa kita lakukan untuk menemukan orang-orang itu. ”

Itulah kenapa banyak sarjan muda dari berbagai macam perguruan tinggi, yang juga masih menyandang gelar sebagai pengangguran terdidik, salah satu faktornya adalah kurangnya skill atau kemampuan yang dimiliki, mengingat banyak bangsa asing yang telah masuk untuk membuka peluang bisnis di indonesia, maka diharapkan para sarjana dapat berinovasi untuk membuka peluang pekerjaan juga untuk yang lainnya, dengan adanya lapangan pekerjaan baru, maka itu adalah salah satu usaha untuk mengurangi pengangguran.


Itulah artikel tentang “sarjana di negriku Indonesia “ yang telah di rangkum , mohon di kaji kembali. Artikel ini bukanlah artikel yang sempurna bagi penulis.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dampak Buruk Rokok

Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan juga orang-orang di sekitar Anda. Bahaya mero...