Sarjana
Kira – kira apa yang teman – teman pikirkan ketika mendengar kata
sarjana ?
Mungkin, yang akan terlintas adalah orang yang sudah mengenyam
pendidikan di sebuah perguruan tinggi? Atau, sebuah gelar yang diimpikan teman –
teman untuk mencari sebuah pekerjaan ?
Setiap orang punya persepsinya masing – masing . tapi siapa sangka kalo
menjadi seorang sarjana itu tidak semudah yang pernah terlintas di benak kita
loh...
Selama seorang yang disebut “ SARJANA” belum lulus, mereka mendapatkan
predikat sebagai “MAHASISWA”, yang dimana mahasiswa mempunya tugas dan peran
fungsi yang sangat amat mulia untuk perubahan di negri ini, untuk pengertian lebih lanjut, bisa klik langsung linknya
disini ya https://hms82.blogspot.com/2019/06/mahasiswa-dan-tri-dharma-perguruan.html .
Dengan begitu seorang sarjana di harapkan dapat mengamalkan ilmu yang
telah di dapatkan selama menjadi mahasiswa, khususnya ketika mereka di
perkenalkan “ tri dharma perguruan tinggi “ yaitu (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian). Tri Dharma Perguruan Tinggi
merupakan tiga hal yang harus dimiliki atau harus ada di sebuah perguruan
tinggi saat aktivitas akademik berlangsung. Dan tiga hal tersebut merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkesinambungan oleh
seluruh civitas akademika di antaranya dosen dan mahasiswa.
Akan tetapi apakah kesarjanaan yang diperoleh memenuhi target kualitas?
Mustahil bertanya demikian. Target 'sekedar sarjana' tanpa wawasan pendidikan
yang memadai, hanya akan menjadi beban tambahan.
Yang disesalkan, tentunya hal ini tidak secara sistematis diawasi
pemerintah. Perguruan tinggi swasta sekedar menangkap 'peluang bisnis
menggiurkan'. Jumlah mahasiswa yang begitu banyak lebih dilihat sebagai
'keuntungan' tanpa peduli apakah hal itu efektif atau tidak.
Padahal sarjana yang berasal dari kata 'sajjana', yang artinya berwatak
baik, arif dan terhormat, mestinya mengarah kepada kualitas diri. Ia sama
sekali tidak ada kaitan dengan julukan eksternal sekedar memenuhi kriteria
akademik di universitas, tetapi jauh dari kualitas diri yang diharapkan.
Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama merilis kondisi
ketenagakerjaan Indonesia per Februari 2019. Data menunjukkan angka
pengangguran turun menjadi 5,01 persen atau berkurang 50 ribu orang selama satu
tahun terakhir. Tingkat penggangguran terbuka (TPT) per Februari 2019 berjumlah
6,82 juta orang. “Ada tren penurunan tingkat pengangguran terbuka sejak
Februari 2016,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (6/5).
Tapi dilihat dari tingkat pendidikannya lulusan diploma
dan universitas makin banyak yang tidak bekerja. Ada sejumlah faktor yang
dinilai menyebabkan peningkatan pengangguran terdidik tersebut. Salah satunya,
pendidikan rendah cenderung lebih menerima pekerjaan apa pun. Ini berbeda
dengan mereka yang pendidikannya lebih tinggi.
Dulu
ketika gelar sarjana masih menjadi pilihan dan syarat untuk diterima kerja,
Pendidikan dinilai sangat tinggi, dan berdasarkan Pendidikan kandidat pencari
kerja dibedakan. Tetapi sekarang, semua itu sudah tidak terlalu dilihat oleh
perusahaan. Pendidikan lebih mudah dicari dan ditempuh, dari belajar dan
mendapat gelar sarjana secara online, sampai universitas di luar negeri yang
membuka kampus capang di seluruh Asia, Sarjana menjadi sesuatu yang normal dan
bukan pengecualian lagi.
Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan masih mengharapkan pelamar
kerja mempunyai Gelar Sarjana, walaupun Gelar itu tidak membawa banyak
perbedaan yang signifikan bagi mereka.
Sebagai
gantinya memberikan akal sebagai keterampilan yang jauh lebih berharga “Ketika Anda melihat orang-orang yang tidak pergi ke sekolah dan
sukses, itu adalah manusia luar biasa. Dan kita harus melakukan semua yang bisa
kita lakukan untuk menemukan orang-orang itu. ”
Itulah
kenapa banyak sarjan muda dari berbagai macam perguruan tinggi, yang juga masih
menyandang gelar sebagai pengangguran terdidik, salah satu faktornya adalah
kurangnya skill atau kemampuan yang dimiliki, mengingat banyak bangsa asing
yang telah masuk untuk membuka peluang bisnis di indonesia, maka diharapkan
para sarjana dapat berinovasi untuk membuka peluang pekerjaan juga untuk yang
lainnya, dengan adanya lapangan pekerjaan baru, maka itu adalah salah satu
usaha untuk mengurangi pengangguran.
Itulah artikel tentang “sarjana
di negriku Indonesia “ yang telah di rangkum , mohon di kaji kembali. Artikel ini
bukanlah artikel yang sempurna bagi penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar