Dari judul di atas
sekilas tidak ada hubungannya antara kedua kata tersebut. Ternyata ada loh
hubungan keduanya. Pasti temen temen penasaran kan, kan, kan?. Yuk simak
baik-baik.
Sampah merupakan suatu benda
yang tidak ternilai dan banyak sekali berserakan dilingkungan sekitar. Di
indonesia sendiri kita dapat melihat sampah dimana-mana khususnya di daerah
perkotaan dan dari dulu sampai sekarang menjadi masalah besar lingkungan Indonesia
bahkan seluruh dunia. Sampah di Indonesia merupakan masalah serius dan juga
masalah sosial dan ekonomi. Dan hampir di semua kota di Indonesia mengalami
kendala dalam mengelola sampah. Hal ini terjadi karena pengelolaan TPA (tempat
pembuangan akhir) di Sebuah kota lahannya masih kurang sehingga masyarakat
banyak membuang sampah sembarangan. Indonesia termasuk kedalam 10 negara
terbesar yg menyumbang sampah terbanyak dan dengan tingkat kesadaran akan
membuang sampah sendiri itu kurang. Pembuangan sampah yang tidak teratur
menjadi kebiasaan masyarakat indonesia walaupun akhirnya menjadi penyebab
kerusakan lingkungan dan ketidaknyamanan untuk mereka sendiri. Walaupun telah
disediakan tempat sampah di sekelilingnya.
Salah satu sampah yang susah
terurai yaitu sampah plastik. Sampah plastik sendiri menjadi masalah yang
paling utama karena sampah jenis ini yang sangat susah terurai. Butuh ratusan
taun bahkan ribuan tahun untuk mengurai sampah plastik tersebut. Sampah plastik
pada zaman sekarang sangat dibutuhkan bagi manusia tetapi dampak buruk sangat
besar karena susah terurai bisa jadi ribuan tahun kedepan dunia ini dipenuhi
sampah plastik atau bahkan manusia akan mati karena sampah plastik ????
entahlah.
Kembali lihat ke judul. Sampah
dan Larva Galleria. Lalu Apa itu Larva Galleria ??? Larva Galleria alias ngengat ini
pertama kali di coba oleh Federica Bertocchini seorang peneliti dari Institute
of Biomedicine and Biotechnology of Cantabria, Spanyol. Pertama ia memulai
penelitian tentang ngengat pengurai plastik karena ketidaksengajaan atas satu
kejadian unik di sarang lebah dirumahnya. Kejadia itu terjadi saat dia
meletakkan larva Galleria mellonella tersebut di kantong plastik, mengikat
sampai tertutup, dan meletakkan kantong tersebut itu dikamar rumahnya semenara
dia menyelesaikan pembersihan sarang. Saat kembali kekamar ia menemukan larva
tersebut dimana-mana. Mereka berhasil lolos dengan cara mengunyah kantong hingga
bolong secara cepat. Waktu itu galleria mellonella dikurung selama 40 menit.
Dalam tes laboratorium, peneliti menemukan bahwa 100 larva Galleria mellonella
dapat melahap 92 mg polietilena (plastik) dalam waktu 12 jam. Para peneliti
berharap dapat mengidentifikasi enzim yang dihasilkan larva Galleria mellonella
saat mereka membolongi sampah plastik. Enzim ini diharapkan dapat digunakan
dalam proses rekayasa genetika yaitu dengan menyisipkan genetiknya dalam
bakteri seperti E. Colli, agar bisa digunakan untuk mendegradasi plastik di
lingkungan air.
So, dari pembahasan
diatas sebenarnya didunia ini sudah ada solusi untuk sampah plastik tersebut.
Namun perbandingan jumlah antara sampah dengan galleria mellonella ini sanga
jauh sekali. Mungkin peneliti ataupun kita sebagai mahasiswa bisa
mengembangbiaka larva tersebut dalam artian ternak larva?. Ya, itu bisa
sebenarnya tapi alangkah baiknya kita sebagai manusia bisa menjaga lingkungan
ini dengan baik dan tidak membuang sampah sembarangan sertaaaaa kurangi
penggunaan sampah plastik
Penulis : Syahril
Asiddiq
Sumber : tirto.id
dan kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar